HAL YANG DIBUTUHKAN DALAM
MENULIS FIKSI
Petunjuk berikut ini akan membantu Anda dalam menulis cerita yang lebih
mengalir dan jelas. Juga membantu Anda mendapatkan inspirasi dan menulis dengan
lebih cepat.
MENULISKAN
ADEGAN
Bagian ini hanya Anda gunakan untuk menulis, menulis, dan menulis! Tulis
apa pun yang Anda inginkan untuk ditulis. Jika Anda telah mempunyai gambaran
alur ceritanya, itu lebih baik, tapi kalau belum juga tidak menjadi masalah.
Tetaplah menuliskan adegan-adegan secara terpisah, meski mungkin tidak ada
kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Percayalah pada imajinasi Anda
dalam menciptakan sebuah alur yang menarik dan setelah itu, Anda akan mempunyai
bahan mentah yang cukup banyak untuk dikembangkan. Beberapa adegan mungkin bisa
dipasang di dalam cerita walau beberapa mungkin tidak. Namun, menulis dengan
kemauan akan membuat ide-ide baru muncul dan dengan begitu, jalan cerita yang
Anda buat akan perlahan terbentuk dan berkembang sampai Anda bisa menentukan
garis besar jalan ceritanya. Apabila inspirasi Anda macet, duduklah dan biarkan
pikiran Anda melayang. Pilih situasi yang mendukung, berkhayallah! Bayangkan
tentang orang-orang, tempat-tempat, dialog-dialog, aksi-reaksi, dan sebagainya.
Jangan terburu-buru memberi penilaian pada tulisan atau ide-ide Anda pada tahap
ini. Dan, jika Anda mengetiknya langsung di komputer, matikan monitor Anda dan
mengetiklah. Beberapa adegan, ide, kata, dan kalimat mungkin akan tampak kacau,
namun Anda masih bisa memperbaikinya nanti. Yang terpenting pada tahap ini
adalah menciptakan materi-materi mentah sebanyak-banyaknya. Jumlah yang banyak
akan membuat Anda bersemangat dan pikiran Anda tidak akan disibukkan dengan
mengedit tulisan, membaca ulang, dan mengkritisi diri sendiri.
Setelah selesai dengan draft pertama, aturlah sedemikian rupa supaya
bahan-bahan itu tidak berantakan. Pada saat melakukan hal ini, barangkali Anda
akan bingung dengan urutan dan catatan-catatan yang telah dibuat, terutama jika
Anda menuliskan tulisan panjang seperti novel. Mula-mula berilah nama untuk
setiap adegan dan simpan di bagian Struktur Cerita. Urutan nomor adegan, bab,
dan klimaks bisa dinamai nanti pada tahap pembangunan cerita. Terkadang saat
inspirasi tidak kunjung datang, gunakan saja cara lama: "brainstorming"
(membuat coretan kasar)! Tulis sebuah kata, lalu kata lain dan yang lain lagi.
Jangan batasi diri Anda! Tuliskan kata apa saja yang muncul di benak Anda,
dapat dimulai dengan kata yang berhubungan dengan setting/lokasi, atau
karakterisasi dan ide-ide lain yang akan muncul sehingga akhirnya membuat
gambaran tentang sebuah adegan. Sekali lagi, jangan batasi diri Anda! Beberapa
adegan pada awalnya mungkin terlihat tidak cocok antara satu dengan yang
lainnya, dan yang lain bahkan sepertinya bertentangan dengan akhir cerita,
semua itu akan memberi ide-ide yang lebih segar untuk isi, alur, setting, dan
karakter cerita.
MEMBANGUN
CERITA
Membangun cerita berarti membuat urutan adegan dan kurang lebih sama dengan
membuat garis besar jalan cerita untuk plot/alur cerita yang akan Anda buat.
Anda mungkin telah mempunyai 15-50 adegan, atau bahkan lebih lagi, saat Anda
telah memutuskan untuk menentukan garis cerita dan membuat garis besar jalan
ceritanya. Tulis kembali daftar nama adegan yang telah Anda buat sampai Anda
merasa sudah cocok. Masukkan juga nama adegan yang belum Anda tulis namun
penting sebagai penghubung antaradegan yang telah ada.
Mulailah memikirkan juga bagaimana mengelompokkan daftar nama adegan ke
dalam bab-bab. Memikirkan hal ini juga bisa membantu Anda dalam membangun garis
cerita. Di tahap inilah Anda perlahan membangun garis besar cerita Anda. Saat
Anda melakukan hal ini, carilah unsur-unsur kunci dalam cerita yang dapat
memberi kesan dramatis. Berikut hanyalah contoh klasik dan tentu saja hanyalah
sebuah pilihan. Anda tentu mempunyai cara Anda sendiri. Jangan lupa, jika
sebuah daftar bahan hanya akan membatasi kemungkinan yang akan Anda dapat
nanti, sementara cerita yang hebat dan inovatif seringkali muncul bersama
dengan ide-ide baru. Inilah beberapa cara yang biasa dilakukan orang. Pisahkan
karakter-karakter Anda dan beri mereka peran cerita. Tentukan mana tokoh utama
dan sang protagonis. Seringkali, meski tidak selalu, mereka adalah orang yang
sama. Misalnya, sebuah cerita adalah cerita berdasarkan cara pandang seorang
tokoh, maka dia adalah si tokoh utama. Namun sang protagonis bisa jadi adalah
orang lain, atau tokoh di sekitar si tokoh utama yang lebih banyak berperan
dalam cerita sehubungan dengan tujuan dan pengembangan tema cerita. Saat Anda
menentukan urutan dan mengatur kembali adegan dalam tahap adegan, berikan sela
yakni beberapa lembar atau baris kosong antaradegan untuk adegan-adegan
penghubung yang masih perlu ditambahkan. Ketika semua itu telah selesai, Anda
kini dapat menuliskan draft pertama dari adegan-adegan tersebut.
STRUKTUR
CERITA
Karakterisasi
Adegan
Ketika Anda telah mempunyai urutan adegan, lebih lanjut Anda dapat
menentukan struktur cerita. Untuk ini, daftar adegan yang telah Anda buat dapat
membantu menentukan karakterisasi adegan lebih lanjut:
Intensitas
dan Mood.
Mulailah memberi rating nilai atas suasana untuk setiap adegan. Anda dapat
menilainya berdasar hal-hal/kejadian yang terjadi pada setiap adegan, atau
berdasarkan menarik tidaknya suatu adegan bagi pembacanya. Beri penilaian
antara 1 untuk yang terendah sampai 5 untuk yang tertinggi di daftar adegan
Anda untuk menyeimbangkan dramatisasi cerita Anda dan menentukan di mana harus
mempertajam alur untuk membuat pembaca tetap tertarik.
Anda dapat juga menentukan mood per adegan, 5 macam mood yang dapat Anda
pakai, antara lain: romantis, komikal, santai, tegang, dan mengancam.
Namun sekali lagi, Anda dapat memberi tambahan lain di luar itu. Ingatlah
bahwa mood dan suasana kadang akan berjalan beriringan, walau tidak selalu.
Adegan romantis dan komikal bisa jadi berlangsung keras sementara adegan
kebencian bisa jadi berjalan dengan lembut. Adegan seperti itu bisa jadi sulit,
mengekspresikan sesuatu tanpa benar-benar menimbulkan suasana seperti itu.
Mengkualifikasikan adegan-adegan tersebut dengan mood dan suasana dapat
membantu memberi inspirasi alur yang lebih dramatis dalam adegan yang telah
ada.
Karakterisasi
Cerita
Pada bagian ini Anda akan dapat menentukan beberapa hal yang merupakan
unsur-unsur umum dalam cerita:
1. Tema
Cerita seringkali ditentukan oleh tema. Pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan, pertumbuhan, kedewasaan, cinta, kebebasan, kematian dan lainnya. Di
sini Anda diharap menentukan tema umum cerita Anda. Tiap saat Anda merujuk ke
bagian Struktur Cerita setelah Anda melengkapi draft akhir adegan Anda
nantinya, bagian ini akan mengingatkan Anda untuk memikirkan tentang
unsur-unsur baru yang mungkin cocok dengan tema baru yang mungkin akan datang.
2. Tujuan
Sekarang protagonis Anda harus ditentukan tujuannya. Gambarkan di sini dan
secara singkat pula jelaskan apakah karakter tersebut dapat mencapai tujuannya
atau tidak. Tujuan adalah unsur yang bagus dalam menentukan hubungan
antarkarakter. Ingatlah, bagaimanapun juga sebuah cerita bukanlah tentang mengejar
sebuah tujuan yang spesifik.
3.
Penyelesaian
Kadangakala kekuatan dari sebuah cerita adalah penyelesaian yang menarik.
Jika cerita Anda berakhir dengan "kejutan". Tahap ini akan membantu
Anda dalam memasukkannya ke dalam cerita. Catatan: Banyak cerita memberi sang
protagonis sebuah tujuan, tapi ada juga yang tidak. Beberapa cerita berakhir
dengan penyelesaian yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya. Kadang ada
yang memakai keduanya.
PENGEMBANGAN
KARAKTER
Dalam rangka membangun potensi yang maksimum, kini Anda perlu menuliskan
hal-hal berikut ini:
1. Biografi
Karakter
Menjelaskan secara singkat latar belakang, kepribadian, hubungan si tokoh
dengan beberapa tokoh/karakter kunci lain yang berperan di dalamnya. Tuliskan
sebanyak-banyaknya, namun jangan lupa memberi nomor untuk tiap-tiap halaman
demi memudahkan Anda menengoknya lagi nanti. Menuliskan ini akan membantu Anda
menemukan apa yang dimiliki oleh tiap-tiap karakter dalam satu tempat.
Pergunakan bagian ini untuk mengembangkan beberapa aspek lain dari mereka.
Juga, berikan keterangan spesifik mengenai tempat/lokasi di mana para karakter
itu berada di dalam cerita baik karakter utama, protagonis, protagonis
pendukung, antagonis, antagonis pendukung, komikal (karakter yang membawa
suasana komikal setelah adegan yang menegangkan) dan yang lainnya. Beberapa
karakter dapat berada di dua tempat. Mereka bisa karakter yang mana saja.
Setelah itu, jelaskan secara singkat peran tiap karakter dalam cerita.
Bagaimana mereka bisa mendukung sang protagonis atau antagonis? Bagaimana sang
protagonis berhasil (atau gagal) mencapai tujuannya (jika ada). Jelaskan
kepribadian si tokoh komikal (comic character) dan beri mereka peran yang
sesuai. Berikan kata-kata singkat bagaimana tokoh/karakter tersebut berkembang
atau menurun, apa yang ia pelajari atau lupakan, apa yang ia dapat atau
lepaskan.
2. Atribut
Karakter
Ketika Anda telah menulis cukup banyak adegan, Anda, paling tidak telah
mempunyai gambaran tentang karakter yang tepat. Gunakan bagian ini untuk menjelaskan
lebih jauh tentang mereka dan ide-ide bagaimana mereka dapat berkembang ke arah
lebih lanjut. Atribut/ perlengkapan di sini bisa jadi adalah secara fisik,
emosi, intelektual, dan sosial. Atribut secara psikologis tidak dituliskan
karena hal tersebut akan dapat ditemukan di bagian emosi. Selanjutnya, tuliskan
juga mengenai kemampuan atau pengetahuan yang akan didapat atau dikembangkan si
tokoh dalam cerita. Tulis juga mengenai apa yang disukai atau yang tidak
disukai oleh si tokoh. Ini adalah aspek penting dalam pengembangan karakter
supaya pembaca dapat mengenali karakter tersebut sebagai manusia dengan segala
kebutuhan, kelemahan, dan lainnya.
Tiap hal mempunyai beberapa atribut yang dapat Anda pilih atau hilangkan.
Anda dapat menambahkan yang lain lagi, namun saya tidak menganjurkan daftar
atribut yang terlalu panjang. Anda dapat membaginya per adegan atau per
karakter. Tak perlu terlalu lama berkutat di bagian ini sehingga malah membuat
Anda terbebani. Pilih beberapa atribut saja yang paling tepat sehingga nantinya
akan dapat memberi inspirasi baru supaya karakter yang Anda bangun akan menjadi
lebih berharga.
Daftar atribut yang pertama sebaiknya singkat saja, daftar itu akan
dimasukkan di bagian karakter. Kemudian di dalam setiap adegan, Anda tinggal
menambah atau mengurangi atribut yang telah ada berdasar pengembangan karakter
di tiap adegan, tandailah kemajuan atau kemunduran yang dialami si tokoh di
tiap adegan. Berikan juga perhatian pada perlengkapan atau apa yang dikenakan
si karakter. Dalam beberapa adegan, mungkin saja dia memakai pakaian yang
berbeda atau menemukan sesuatu yang menarik.
3. Deskripsi
Tempat
Buatlah suatu "objek" yang paling penting bagi karakter Anda.
Yang saya maksud adalah sesuatu yang bersifat fisik: barang, perabotan, bau,
mood, lingkungan, cahaya, suara, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dapat Anda
hubungkan secara emosional pada satu atau lebih karakter. Hal tersebut dapat
memberikan sumbangan besar untuk menguatkan identitas suatu karakter di dalam
cerita.
Dalam sebuah cerita, Anda dapat memberikan deskripsi suatu tempat yang
berbeda-beda pada banyak adegan. Usahakan jangan membuat satu adegan yang penuh
dengan deskripsi tempat, namun lebih baik Anda lakukan seturut dengan alur
cerita. Hal itu supaya saat tiba waktunya Anda menulis ulang adegan-adegan,
Anda akan dapat menentukan aspek mana dari tiap penggambaran itu yang cocok
dengan adegan-adegannya.
4. Hubungan
antara Tempat dan Karakter
Untuk memperkuat identitas sebuah karakter, hubungan emosional antara sang
tokoh dengan tempat-tempat dalam cerita sangatlah penting, dalam hal ini adalah
demi menguatkan imajinasi pembaca yang muncul atas penggambaran setiap tempat
dalam cerita. Beberapa hubungan tercipta melalui sinergi untuk memperkuat kesan
cerita Anda terhadap para pembaca. Ikatan-ikatan yang dapat dikembangkan itu
antara lain, ingatan dan benda-benda.
Ingatan
dapat dikembangkan saat si tokoh kembali setelah lama menghilang. Hal-hal itu
juga dapat digunakan dalam memperkuat dampak akibat perginya si tokoh, baik
karena menghilang maupun meninggal dunia, atau sebab-sebab lain seperti
pernikahan dan lainnya. Keberadaan atau kemunculan kembali sebuah ingatan juga
dapat digunakan sebagai salah satu alat yang mendasari berkembangnya sebuah
hubungan antarkarakter/tokoh dalam cerita.
Ingatan/memori
bisa berfokus pada sebuah benda/objek. Tentukanlah benda/objek apa dan
bagaimana benda/objek itu dapat menjadi sesuatu yang diingat oleh karakter yang
ditentukan, juga bagaimana ingatan objek bisa meliputi bukan hanya benda secara
fisik namun juga sifat sebuah tempat seperti bau, cahaya, suhu, dan sebagainya
atau bahkan kombinasi dari semuanya.
KESIMPULAN
Anda kini telah mempunyai semua unsur untuk membangun sebuah cerita yang
lengkap dan hebat seperti halnya seorang tukang kayu yang akan membangun sebuah
rumah. Gabungkan bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk menulis sebuah
adegan. Selanjutnya taruh dasarnya dengan menggunakan apa yang Anda tulis di
bagian Struktur Cerita. Kembangkan karakter dan setting sejalan dengan isi.
Gabungkan semuanya dengan menulis ulang tiap adegan guna menyesuaikan semuanya
dengan garis cerita, masukkan juga semua unsur yang ada di tahap pengembangan.
Menulis cerita adalah proyek yang mendebarkan. Rencanakan hal itu sesuai ambisi
Anda, hormatilah jadwal yang Anda buat. Itulah guna panduan ini! Ini akan
membantu Anda untuk tetap bersemangat dan pantang menyerah dalam melaksanakan
proyek tersebut.
Meski semuanya bisa tidak berjalan sebagaimana
direncanakan, perencanaan tetaplah cara terbaik untuk memastikan semua berjalan
baik. Bekerjalah dengan dasar yang tetap, kadang bisa beberapa menit kadang
bisa berjam-jam. Mengerjakan proyek ini sekitar 5 menit per hari akan membawa
Anda lebih jauh dan bahkan lebih cepat dari yang Anda bayangkan. Yang penting,
buat ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam setiap langkahnya.
blog nya nyentrik abis mbak, makasih juga buat tips nya ...
BalasHapuskeep posting